Thursday, February 23, 2012

BETUL KE TGNA KATA TUHAN BERSILA LENDIK DIATAS ARASH ???

Maksudnya:

  1. Taa. Haa.
  2. Kami tidak menurunkan A-Quran kepadamu (wahai Muhammad) supaya engkau menanggung kesusahan.
  3. Hanya untuk menjadi peringatan bagi orang-orang yang takut yang melanggar perintah Allah.
  4. Al-Quran diturunkan dari tuhan yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi.
  5. Ia-itu Allah Ar-Rahmaan,yang bersemayam diatas 'Arasy.


MAKSUD BERSEMAYAM

Bersemayamnya Allah di atas 'Arsy-Nya adalah dengan cara bersemayam yang khusus, bukan bersemayam secara umum seperti yang dilakukan oleh para makhluk. Maka dari itu tidak sah dikatakan istawa 'ala al-makhluqat (bersemayam di atas makhluk-makhluk) atau di atas langit atau di atas bumi karena ALLAH terlalu mulia untuk itu. Mengenai 'Arsy kami katakan bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala bertahta dan bersemayam di atas 'Arsy-Nya. Kata istawa lebih khusus daripada kata 'uluw yang mutlak, maka dari itu bersemayamnya Allah di atas singgasana-Nya termasuk sifat-sifat-Nya yang fi'liyah yang berkaitan dengan kehendak-Nya, lain halnya dengan kata 'uluw, itu termasuk sifat-sifat dzatiyah-Nya, yang tidak lepas darinya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah secara terus terang menjelaskan tentang hadits yang ada dalam bukunya Majmu' Al-Fatawa jilid V halaman 522, yang dikumpulkan oleh Ibnu Qasim, "Dengan demikian Dia bersemayam di atas 'Arsy setelah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari. Sebelum itu Dia tidak bersemayam di atas 'Arsy. Dikatakan bahwa kata istawa' adalah cara bersemayam yang khusus. Segala sesuatu yang bersemayam di atas sesuatu, dia berada di atasnya, tetapi tidak semua yang berada di atas sesuatu tidak disebut dengan bersemayam dan bertahta di atasnya, tetapi segala sesuatu yang bersemayam di atas sesuatu berarti dia berada di atasnya." Itulah maksud yang sesungguhnya.

Sedangkan perkataan kami "sesuai dengan kemuliaan dan keagungan-Nya" berarti bahwa bersemayamnya Allah di atas 'Arsy adalah seperti sifat-sifat-Nya yang lain, hanya sesuai dengan keagungan dan kebesaran-Nya, yang tidak sama dengan bersemayamnya manusia. Masalah ini berarti kembali kepada masalah bagaimana bersemayamya Allah di atas 'Arsy itu, karena sifat mengikuti yang disifati. Sementara Allah adalah dzat yang tidak bisa dibuat permisalannya dan sifat-sifat-Nya tidak sama dengan sifat-sifat lainnya, seperti yang difirmankan Allah, "Tidak ada sesuatu pun yang sepadan dengan-Nya dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (Asy-Syuura:11).


Tidak ada yang menyamai Allah dalam dzat dan sifat-Nya, maka dari itu, Imam Malik rahimahullah ketika ditanya tentang bersemayamnya Allah, beliau menjawab, "Bersemayam adalah sesuatu yang dimengerti, tetapi bagaimana bersemayamnya adalah sesuatu yang tidak masuk akal namun harus diimani dan mempertanyakannya adalah bid'ah." Ini adalah ukuran untuk semua sifat-sifat Allah yang telah ditetapkan-Nya untuk Diri-Nya sendiri dalam bentuk yang sesuai dengan-Nya tanpa mengubah, tanpa mengada-ngada, tanpa mempertanyakan, dan tanpa membuat permisalan.

Dari sini jelaslah faedah dari pendapat ini bahwa bersemayamnya Allah di atas 'Arsy adalah bersemayam dengan cara yang khusus untuk-Nya, karena ketinggian secara umum adalah milik Allah, baik sebelum menciptakan langit dan bumi, ketika menciptakan, maupun sesudah menciptakan keduanya; karena hal itu termasuk sifat wajib-Nya, seperti Maha Mendengar, Maha Melihat, Mahakuasa, Mahaperkasa, dan sebagainya.

rujukan https://www.facebook.com/notes/allah-ada-di-atas-langit-bersemayam-di-atas-arsy-nya/maksud-bersemayam/166943390001590



DIMANA ALLAH ??

ALLAH WUJUD TANPA BERTEMPAT...AKIDAH ISLAM...volume 2.
by Al-Asyairah Al-Syafii (videos)19:00


Al-Imam al-Faqih Abu Ja`far al-Tahawi radiyallahu`anhu (W. 321 H) dalam risalahnya al-`Aqidah al-Tahawiyyah :

"وَتَعَالَى – أَيْ الله – عَنِ الْحُدُوْدِ وَالْغَايَاتِ وَالأَرْكَانِ وَالأَعْضَاءِ وَالأَدَوَاتِ لا تَحْوِيْهِ الْجِهَاتُ السِّتُّ كَسَائِرِ الْمُبْتَدَعَاتِ".


Maksudnya:
"Allah Maha Suci dari batasan (bentuk kecil mahupun besar, jadi Allah tidak mempunyai ukuran sama sekali), batas akhir, sudut (sisi-sisi), anggota besar (seperti wajah, tangan dan lain-lain) dan anggota kecil (seperti mulut, lidah, anak lidah, hidung, telinga dan lain-lainnya) sedangkan Dia tidak diliputi oleh arah yang enam (atas, bawah, kanan, kiri, depan dan belakang) seperti sekalian makhluk (yang diliputi oleh enam arah)".


Abu Ja`far, al-`Aqidah al-Tahawiyyah - disertakan dalam Sharh al-`Aqidah al-Tahawiyyah oleh al-`Allamah al-Faqih `Abdul-Ghani al-Ghanimi - , Damsyiq: Dar al-Fikr, h. 28. Dan Abdullah al-Harari(1997), Izhar al-`Aqidah al-Sunniyyah bi Syarh al-`Aqidah al-Tahawiyyah, Beirut: Dar al-Masyari`, h. 163 dan 343.

Berkata Al Imam Ahmad ibn Hanbal dan Al Imam Dzu al-Nun al Mishri dan Al Hafiz al Khatib al-Baghdadi (salah seorang murid al-Imam Malik yang masyhur) :

"مَهْمَا تَصَوَّرْتَ بِبَالِك, فَاللهُ بِخِلافِ ذَلِك".


Maksudnya:
"Apapun yang terlintas dalam benak kamu (tentang Allah), maka Allah tidak seperti itu(sesuatu yang terlintas dibenak kamu)".

Diriwayatkan oleh Abu al-Fadhl al-Tamimi dalam kitabnya “I`tiqad” kata-kata al-Imam Ahmad Ibn Hanbal, kata-kata al-Imam Dzu an-Nun al Mishri diriwayatkan oleh al-Khatib al-Baghdadi di dalm kitabnya “Tarikh Baghdadi”.


Al-Imam al-Sajjad Zainal `Abidin `Ali ibn al Husain ibn `Ali ibn Abi Thalib (38 H- 94 H) berkata :

"أَنْتَ اللهُ الَّذِيْ لا يَحْوِيْكَ مَكَانٌ" وَقَالَ: أَنْتَ اللهُ الَّذِيْ لا تُحَدُّ فَتَكُوْنَ مَحْدُوْدًا وَقَالَ: سُبْحَانَكَ لاتُحَسُّ وَلا تُجَسُّ وَلاتُمَسُّ ".


Maksudnya:
"Engkaulah Allah yang tidak diliputi tempat", dan dia berkata lagi:"Engkaulah Allah yang Maha Suci dari had (benda bentuk dan ukuran)", beliau berkata lagi :"Maha Suci Engkau yang tidak boleh diraba mahupun disentuh",(Allah tidak menyentuh sesuatupun daripada makhlukNya dan Ia tidak disentuh oleh sesuatupun dari makhlukNya kerana Allah buka jisim. Allah Maha Suci dari sifat berkumpul, menempel, berpisah dan berlaku jarak antara Allah dan makhlukNya kerana Allah bukan jisim dan ada tanpa arah)."

Muhammad Murtada al-Zabidi(t.t), Ittihaf al-Sadatil-Muttaqin, Beirut: Dar al-Fikr, j. 4, h. 380.


Wahai pejuang2 Islam...anda harus menghafal dalil ini agar anda dapat berdepan dgn wahhabi bila-bila masa, nescaya anda akan dapat mematahkn hujjah-hujjah wahhabi al-Mujassimah al-Musyabbihah...SEBARKAN DEMI ISLAM...


SALAF DAN KHALAF

Al-Syeikh Mahmud Muhammad Khaththab al-Subki radiyallahu`anhu berkata di dalam kitabnya Ittihaf al-Kainat:

"وَقَدْ قَالَ جَمْعٌ مِنَ الْسَّلَفِ وَالْخَلَفِ : إِنَّ مَنِ اعْتَقَدَ أَنَّ اللهَ فِي جِهَةٍ فَهُوَ كَافِرٌ".


Maksudnya:
"Banyak dikalangan ulama` salaf dan khalaf telah menegaskan bahawa orang yang meyakini Allah berada di suatu arah maka ia kufur" .


AHLI TAFSIR

Al-Mufassir Fakhr al-Din al-Razi (W. 606 H) berkata dalam kitab tafsirnya yang berjudul al-Tafsir al-Kabir:

"إِنَّ اعْتِقَادَ أَنَّ الله َجَالِسٌ عَلَى الْعَرْشِ أَوْ كَائِنٌ فِي السَّمَاءِ فِيْهِ تَشْبِيْهُ اللهُ بِخَلْقِهِ وَهُوَ كُفْرٌ".

Maksudnya:
"Sesungguhnya keyakinan bahawa Allah duduk di atas `Arasy atau berada di langit adalah menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya dan keyakinan ini (tasybih) adalah kekufuran" .

Al-Mufassir Muhammad Ibn Ahmad al-Ansari al-Qurtubi al-Maliki (W. 671 H) dalam kitabnya al-Jami` li Ahkam al-Qur'an:

"الصَّحِيْحُ تَكْفِيْرُ الْمُجَسِّمِ لأَنَّهُ لافَرْقَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ عَابِدِ الصَّنَم".

Maksudnya:
"Yang shahihnya mengkafirkan mujassimah kerana bahawasanya tidak ada beza di antaranya (al-mujassim) dan di antara penyembah berhala".


ULAMA` NUSANTARA


Al-Shaykh Daud bin Abdullah Al-Fathani (wafat 1265H/ 1297H) berkata di dalam kitabnya Al-Jawahir al-Saniyyah :
“Dan barangsiapa mehinggakan zat Allah pada tempat maka tidak syak ia kufurnya seperti katanya Allah ta`ala itu terhingga di atas langit atau pada bumi”

http://halaqah.net/v10/index.php?topic=7717.80


SEKADAR MENCARI KEPASTIAN BIJAKSANA/ ILMUAN DIALU-ALUKAN MEMBERI PADANGAN ATAU NASIHAT ....

No comments:

Post a Comment